Teman Kecil

Untuk sahabatku, yang kini tengah duduk membaca buku 'Marry Riana'. 

Sesekali dia menghembuskan nafas, mendengak dan menatap langit kelabu yang tengah memuntahkan berkubik-kubik air, atau memandang lurus kedepan, kosong namun penuh arti. empat petak kolam ikan yang menghadap langsung ke arahnya, terasa lebih penuh dari sebelumnya.

Bahunya tetap tegak, kokoh dalam segala tempaan angin yang membawa sejumlah air. Kini kepalanya menunduk, menutup mata, menghirup wangi tanah dan merasakan ketenangan yang dihasilkan suara gemericik hujan. Mungkin juga dia tengah merasakan segala memori yang dibawa hujan, menyesapi setiap tetesnya, menatap semua memori yang terlukis dalam buliran-buliran bening layaknya kristal. Lalu dia membisikan mantra berisi mimpi, menitipkan pesan kepada hujan, menyuruh hujan untuk turun dan menjadi saksi saat mimipi itu datang.

Aku duduk di kursi yang berbeda, memperhatikan setiap gerak geriknya, dan menuliskannya dalam memori. Kini, bahunya tak sekokoh tadi, dia tertidur -setengah berbaring dan menutup mata. almamater birunya membuat hujan tak berani masuk, bahkan untuk sekedar menyapa pada muka yang berjerawat. Ia terbangun lagi, menunduk, dan masih memejamkan mata.

Dan aku, masih dalam keadaan sama -menggenggam iPhone 4s putih dan menuliskan semua hal yang bisa aku pandang dari dia yang bersorot mata meneduhkan, dan selalu tersenyum tulus meski sedikit misterius.

Hujan selalu mengatakan segalanya, mengungkapkan semua dengan jujur tanpa kecuali. Meneliti alam hingga ke denyut nadi para manusia. Baunya yang terhirup, merangsek masuk dan membaca segalanya, lalu keluar dan memberikan informasi kepada yang lain melalui udara, atau air, atau tanah, atau apa saja yang bergerak dan menyampaikan.

Hujan turun beramai-ramai. Tak pernah berani turun sendiri, karena akan tidak berarti. Atau tak bersatu dalam satu jalan (seperti air yang ditumpahkan dari ember). itu merusak, dan menakutkan. Mereka menitik beriringan, menempuh jalan masing-masing dan tidak saling mendahului. Tetes demi tetes itu indah dengan seharusnya. Rapi dalam formasi. Berbaris. Bahkan ketika angin menerpa, mereka tetap dalam jalurnya masing-masing. 

Seperti kutipan yang pernah kamu potret Mid, meski kita berjalan beriringan, saling bergandengan atau berpelukan, jalanmu adalah jalanmu, dan jalanku adalah jalanku, tidak pernah menjadi jalan kita. Hanya saja, kita berjalan beriringan, menapaki sebuah jalan yang sama, dan pasti, di ujung perempatan sana, kita akan menempuh jalan yang berbeda, melepaskan genggaman, tersenyum bahagia, saling menyemangati, dan berjanji akan bertemu suatu saat nanti. Mungkin di pojok cafe di menara Eiffel, atau di jembatan London, atau di Boston, atau mungkin, kita akan bertemu di sini. Di lorong sebuah sekolah, ditemani hujan yang airnya sama seperti yang turun hari ini.

Hujan yang menyimpan memori. Yang menjadi saksi semua memori kita di sebuah lorong sekolah. Yang menghadap langsung ke empat petak kolam. Air terjun setinggi kurang dari 2 meter membuat suara latar yang menenangkan. Setiap tetes hujan yang turun hari ini, kemarin, Minggu lalu, bulan lalu, atau setiap kita duduk di lorong itu dan menikmati hembusan angin yang menerpa bersama air hujan yang ikut terbawa. Semuanya mengambil memori, merekam setiap inci dari apa yang ada di hadapannya, lalu membawanya masuk terserap oleh tanah, memberi tahu cacing-cacing dan rumput bahwa ada dua orang perempuan yang tengah membungkus mimpi dalam doa, menutup gelap dengan cahaya, menepis sepi dengan tenang.

Jika suatu saat kita akan berpisah (pasti berpisah) berjanjilah untuk tak pernah lupa. IQ mu sangat tinggi dalam hal mengingat. Jika kita sudah sampai di persimpangan jalan, berjanjilah untuk terus tersenyum.

Jalanmu, adalah jalanmu, dan jalanku adalah jalanku, tak pernah jadi jalan kita. Hanya saja, kita sedang berjalan di jalan yang sama, saling menggenggam, saling menguatkan. Dan akan terpisah di ujung jalan.

Komentar

  1. Honestly, I dropped my tears when I reading its. Ya, one day we shall be apart, but please don't erase the memories that we have created, save in your heart, absorb with your soul and remember with your mind.

    "Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalananku." - Paul Theroux

    You have a lot of big dreams and I'm too. Someday we're going to meet again and each of ours say "I have reach my big dreams".

    BalasHapus
  2. *melted* I'm speechless mit haha T,T

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang

Cinta dalam Segenggam Cahaya #1

Tanyakan Apa